Juni 07, 2006

senasib dengan tuhan

Seorang pria perlente tengah menikmati sensasi mencabuti bulu-bulu hidung sampai matanya berair. Ia duduk di sebuah sudut cafe, sosoknya tenggelam dalam keriuhan canda tawa pengunjung yang lain. Kopi di mejanya masih mengepul menebar aroma yang khas. Ia menerawang getir saat memikirkan statusnya yang masih sendiri tanpa pasangan. Pertanyaan para sahabatnya kembali terngiang ”Sampai kapan akan menjomblo?”

Tiba-tiba ia tersenyum dengan ekspresi yang lucu saat sebuah ide jawaban berkelebat. ”Don’t worry. Aku senasib kok dengan tuhan...”

Kopinya masih mengepul hangat. Satu persatu bulu-bulu pendek itu ia susun berbaris rapi di atas meja. …12, 13, 14…

6 komentar:

Bangsari mengatakan...

saya juga mirip tuhan nih. masih juga jomblo, he..he..

dodol mengatakan...

Good blog...keep posting

iayu mengatakan...

tuhan..hari ini aku menyasarkan diri ke blogmu....

yooziee_freak'z mengatakan...

hehehe...
satu yang bikin perbedaan mencolok dsni.
TUHAN NGGA PNH NGOPI D POJOKAN CAFE....

Anonim mengatakan...

dan sejauh yg gwa baca, ditulisan ini ga ada info bahwa yg duduk di pojokan cafe itu tuhan loh.

so, yooziee_freak'z, lu ato laptop gwa yg tolol?

Anonim mengatakan...

Waduh, ente ini kebiasaan bener yah.
Makanya mas, kalo mau ngomentari sesuatu baca dulu dari awal sampai akhir.
Maksudnya yozie itu, mau ngelanjutin postingan . . .
Baca dong postingan awalnya.
Laptop ente sebenernya nggak apa2, si yozie juga ok-ok aja.
Sekali2 nanya juga dong.
Mata gue apa otak gue yang tolol nih ?