Desember 24, 2012

imajinasi

Manusia tanpa imajinasi, ia pasti sudah mati bahkan sebelum kakinya sempat menginjak bumi, karena jiwanya begitu kerdil hingga ia akan memilih mati daripada menghadapi hidup yang penuh misteri.

Imajinasi membebaskan raga dari belenggu gravitasi, membuat pikiran meninggalkan badan, mengantar jiwa pada konsep merdeka dan memberi asa pada esok yang mungkin tak akan pernah ada. Bahagia dan cinta adalah buah imajinasi yang menyibukkan manusia dengan karya-karya hebat, karya-karya yang bermakna, yang meski berumur pendek saja tapi dapat menimbulkan rasa ke-aku-an yang luar biasa.

Tapi bahagia dan cinta bukanlah buah imajinasi terhebat, terliar, tertinggi, terkuat dan terindah manusia. Bukan bahagia dan cinta, melainkan tuhan.

Dapatkah kau tawarkan, imajinasi yang melebihi tuhan? Yang dengannya seorang miskin, bodoh dan pecundang yang teracuhkan masih mampu berharap pada janji sesudah mati? Pada simpanan kebaikan? Dan bagi jiwa kering yang meranggas, ia dapatkan inspirasi yang indah? Inspirasi yang membuatnya mengagumi tiap detail kecil kehidupan sebagai sebuah karya agung?

Bagimu kawan, kau yang beruntung dengan segala kelebihan, kau yang telah terbebaskan, kau yang menganggap kebertuhanan begitu bodoh dan menyesatkan, berjalanlah menurut yang kau mau tapi jangan kau bunuh tuhan di depan jiwa-jiwa yang membutuhkan, jiwa-jiwa yang bergantung pada belas kasihan.

Dan jangan kau cemooh agama yang tetap setia menjalankan misinya, mendiktekan tuhan ke dalam kepala-kepala "bebal" dengan kisah-kisah "gombal" yang sama sepanjang jaman. Tak selalu berhasil memang, namun tak sepenuhnya gagal. Sebagian tercerahkan, sebagian bosan. Entah sampai kapan, biar sejarah yang menentukan.

Bagiku kawan, tak jadi soal. Bila aku berhasil menghayati dan merasakan kehadirannya sebagai satu-satunya kenyataan yang tetap, maka aku pun terbebaskan selamanya dari perbincangan apapun. Aku telah menutup diri karena aku telah memilih caraku dan hanya aku dan dia yang tahu.

Maka bila sekali waktu kita bertemu, semua perbincangan cuma angin lalu. Hanya senyum dan aroma kopimu yang tinggal dalam kenanganku.

Tidak ada komentar: