Desember 14, 2008

kearifan

Kebahagiaan di masa lalu tak berguna untuk dikenang karena yang lewat dalam ingatanmu hanyalah adegan-adegan, mirip adegan film, dengan kau (yang anehnya seperti bukan benar-benar dirimu, tapi orang lain yang mirip benar dengan dirimu) sebagai pemeran utamanya. Kearifan jauh lebih berharga dari sekedar kebahagiaan karena ia memahat dirimu seperti sang pematung memberikan bentuk pada sebongkah batu kali, bentuk yang tak tergerus hingga akhir hayatmu.

Jangan buang waktumu untuk perkara "ngak-ngik-ngok" kebahagiaan.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

tapi mengapa kearifan itu dicari, papi?

bukankah karena ia, pada akhirnya, membahagiakan sang arif -- jauh lebih membahagiakan dibanding kebahagiaan ngak-ngik-ngok?

(ini bukan soal semantik lho ya :D)

-- tirta dong (siapa lagi?)